Studi Kasus Penyakit Prolapsus Uteri pada Kambing Peranakan Etawa Desa Tirtomarto, Malang

  • Intan Galuh Bintari Polbangtan Malang
  • Titis Intan Ningtyas Polbangtan Malang
Keywords: Kambing, Peranakan Etawa, dan Prolapsus Uteri

Abstract

ABSTRAK

Prolapsus Uteri adalah salah satu gangguan reproduksi yang dapat merugikan peternak karena dapat menyebabkan penurunan reproduksi, infertilitas, infeksi saluran reproduksi hingga menyebabkan kematian. Laporan kasus kambing betina jenis Peranakan Etawa berumur 1,5 tahun milik Bapak Rohim di Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang memiliki gejala klinis keluarnya massa menggantung berwarna merah dari vagina setelah melahirkan. Berdasarkan Gejala Klinis yang tampak, kambing tersebut didiagnosa menderita Prolapsus Uteri. Prolapsus Uteri merupakan perubahan posisi uterus di mana keluarnya uterus dari vagina dan menggantung di vulva. Kasus Prolapsus Uteri pada kambing sering terjadi pada indukan yang memiliki jumlah anakan kembar atau memiliki anakan yang ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran normal. Kasus ini harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kerusakan organ uterus hingga menyebabkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah melaporkan diagnosis klinis dan penanganan yang diberikan dilapangan ketika terjadi kasus Prolapsus Uteri pada Kambing. Metode penanganan dilakukan dengan mengembalikan posisi uterus ke tempat semula dengan cara tindakan pembedahan. Treatment yang diberikan meliputi pemberian lidocain sebagai anestesi lokal sebelum dilakukan pembedahan kemudian pemberian antibiotik spektrum luas, anti inflamasi dan vitamin injeksi setelah pembedahan dilakukan. Hasil pengobatan kambing dinyatakan sembuh setelah 30 hari pemantauan dan siklus birahi kembali normal setelah 60 hari perlakuan.

 

 

ABSTRACT

Uterine prolapse is a reproductive disorder that can be detrimental to farmers because it can cause decreased reproduction, infertility, reproductive tract infections and even death. A case report of a 1.5 year old Etawa crossbreed female goat belonging to Mr Rohim in Ampelgading District, Malang Regency had clinical symptoms of a red hanging mass coming out of the vagina after giving birth. Based on the visible clinical symptoms, the goat was diagnosed as suffering from uterine prolapse. Uterine prolapse is a change in the position of the uterus where the uterus comes out of the vagina and hangs in the vulva. Cases of Uterine Prolapse in goats often occur in mothers who have multiple offspring or have offspring whose body size is larger than normal. This case must be treated immediately because it can cause damage to the uterine organs and even cause death. Treatment is carried out by returning the uterus to its original position by means of surgery. The treatment given includes administering lidocaine as a local anesthetic before surgery, then administering broad spectrum antibiotics, anti-inflammatories and vitamin injections after surgery. The goat was declared cured after 30 days of monitoring and the estrus cycle returned to normal after 60 days of treatment.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2024-12-30