Pemberdayaan Petani Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Menjadi Briket di Pakijangan
Abstract
ABSTRAK
Limbah tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosik yang mengandung 11,9% lignin, 38,8% selulosa dan 44,4% hemiselulosa yang dapat dijadikan sebagai bahan baku briket. Briket merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, dalam pembuatannya membutuhkan perekat yang dipanaskan pada suhu tinggi. Tujuan penelitian adalah melakukan pemberdayaan petani melalui pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah melalui usaha bersama dalam kelompok dan melihat perubahan perilaku petani. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitaif. Kegiatan pemberdayaan dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan evaluasi. Hasil penelitian berupa kegiatan pemberdayaan dilakukan melalui pelatihan pembuatan briket tongkol jagung, pembagian jobdesk dan penentuan desain kemasan, pelatihan pengemasan dan pelatihan pemasaran secara online melalui digital marketing. Evaluasi penyuluhan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan petani sebesar 44%, terjadi perubahan signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan, efektivitas penyuluhan sebesar 43% atau efektif. Pada aspek keterampilan bidang produksi pada Kelompok Tani Tani Domas sebesar 56% (cukup terampil) dan di KWT Sekar Arum sebesar 78% (terampil), keterampilan bidang pengemasan pada Kelompok Tani Tani Domas sebesar 60% (terampil) dan di KWT Sekar Arum sebesar 80% (terampil), keterampilan bidang pemasaran pada Kelompok Tani Tani Domas dan KWT Sekar Arum sebesar 100% (terampil). Pada aspek sikap petani sebesar 83% atau sangat tinggi.
ABSTRACT
Corn cob waste is a lignocellulosic waste containing 11.9% lignin, 38.8% cellulose, and 44.4% hemicellulose, which can be used as raw material for briquettes. Briquettes are solid fuels containing carbon and require a binder heated to high temperatures during production. The aim of the study is to empower farmers by utilizing corn cob waste to create briquettes, which can be developed into a leading regional product through collaborative group efforts and to observe changes in farmers' behavior. The method used is descriptive quantitative. Empowerment activities are conducted through counseling and evaluation sessions. The research outcomes include empowerment activities such as training on corn cob briquette production, task allocation, packaging design determination, packaging training, and online marketing training through digital marketing. The counseling evaluation shows a 44% increase in farmers' knowledge, with significant changes before and after counseling; the counseling effectiveness rate is 43%, indicating effectiveness. In terms of production skills, the Tani Domas Farmers Group achieved a 56% (moderately skilled) rating, while the Sekar Arum Women Farmers Group achieved 78% (skilled). For packaging skills, Tani Domas scored 60% (skilled) and Sekar Arum scored 80% (skilled). In marketing skills, both groups achieved 100% (skilled). Farmers’ attitudes showed an 83% rating, or very high.