Uji Kemampuan Asap Cair secara in Vitro dan in Vivo Untuk Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L)

Main Article Content

Vaya Zuanif
Rika Despita

Abstract

Cabai mempunyai nilai ekonomis  tinggi di Indonesia dan termasuk komoditas startegis. Penyakit antraknosa adalah salah satu penyakit penting pada tanaman cabai. Pengendalian penyakit antraknosa pada tanaman cabai menggunakan asap cair belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan asap cair dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman cabai yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici. Kajian dilakukan secara in vitro dan perlakuan yang sama dilakukan juga secara in vivo. Kajian in vitro dilakukan  di Laboratorium Proteksi Tanaman dan kajian in vivo dilakukan di lahan BBPP Ketindan dimulai bulan Maret sampai Juni 2018. Metode kajian untuk in vitro yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan metode kajian untuk in vivo yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri dari B0K0:tanpa asap cair, B1K1:asap cair tempurung kelapa konsentrasi 1%, B1K3: asap cair tempurung kelapa konsentrasi 3%, B1K5: asap cair tempurung kelapa konsentrasi 5%, B1K7: asap cair tempurung kelapa konsentrasi 7%, B2K1: asap cair sekam konsentrasi 1%, B2K3: asap cair sekam konsentrasi 3%, B2K5: asap cair sekam konsentrasi 5%, B2K7: asap cair sekam konsentrasi 7%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah diameter koloni cendawan dan persentase penghambatan asap cair. Hasil pengamatan in vitro menunjukkan bahwa aplikasi asap cair 3%, 5% dan 7% mampu menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum capsici sebanyak 100%. Aplikasi asap cair dari tempurung kelapa   secara in vivo (lapangan) dengan konsentrasi 7% mampu menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum capsici dan aplikasi asap cair konsentrasi 1% mampu menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum capsici sampai  hari ke 4 setelah penyemprotan dengan arti lain penyemprotan perlu dilakukan setiap 4 hari sekali.


 


Kata kunciasap cair tempurung kelapa, asap cair sekam, antraknosa, cabai

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Zuanif, V., & Despita, R. (2019). Uji Kemampuan Asap Cair secara in Vitro dan in Vivo Untuk Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L). AGRIEKSTENSIA : Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian, 18(2), 160-169. Retrieved from https://jurnal.polbangtanmalang.ac.id/index.php/agriekstensia/article/view/434
Section
Articles