Persepsi Petani di Kabupaten Belu (NTT) Terhadap Potensi Budidaya Sorgum
Abstract
Kabupaten Belu merupakan salah satu sentral sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT). Sorgum mampu tumbuh dengan optimum pada kondisi iklim dan lingkungan marginal.
Akan tetapi, persepsi masyarakat Kab. Belu masih belum mengenal cara budidaya dan pasca
panennya. Disisi lain, sebagian besar penduduk NTT masih menggantungkan hidupnya pada sektor
pertanian. Pada tahun 2009 terdapat sebanyak 1.675.273 (73,54 %) dari 2.278.031 orang yang
bekerja. Hasil penelitian menunjukkan, 80 % petani belum mengenal tanaman sorgum. Padahal
sebelum tahun 1970, sorgum menjadi salah satu tanaman pokok setelah jagung. Hal ini didukung
data BPS tentang perkembangan produksi Sorgum di NTT dari tahun 2002-2008 mengalami
penurunan 3,75 %/tahun. Partisipasi petani terhadap penggunan pupuk pada usaha taninya
tergolong rendah, petani cenderung melakukan budidaya tanpa olah tanah dan perawatan intensif.
Tingkat adopsi teknologi cenderung rendah dan dukungan Pemerintah terhadap budidaya sorgum
juga rendah. Pemerintah Daerah memfokuskan pada budidaya padi, jagung dan kedelai sesuai
dengan program Pemerintah Pusat. Pada akhirnya, terbentuk persepsi masyarakat yang rendah
terhadap budidaya sorgum di Kabupaten Belu, NTT.